Sebuah kisah inspiratif dan inspirasi dari seorang kakek tua penjual balon dan mainan anak di sebuah daerah. Meskipun beliau memiliki kondisi yang sangat sulit baik dari segi ekonomi dan tanggungan 8 anaknnya. Saat senggang waktu berjualan beliau menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an, SubhanAllah….
Syetan selalu menghalangi manusia dari zikrullah dan shalat. Salah satunya untuk shalat malam dan shalat Shubuh berjamaah. Karenanya syetan ikatkan tiga buhul tali di tengkuk anak Adam saat ia tidur. Syetan berkata, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berzikir kepada Allah, maka lepaslah satu buhul tali. Jika ia berwudhu, maka lepaslah buhul kedua. Jika ia shalat, maka lepaslah buhul tali ketiga.
Meremehkan shalat adalah perbuatan dosa besar. Tindakan yang membahayakan keimanan. Karena shalat termasuk perkara dien (agama) yang paling penting setelah iman. Siapa yang meremehkan dan menyia-nyiakannya, tidak ada kebaikan padanya.
Orang yang meremehkan shalat dan menyia-nyiakannya, maka terhadap kewajiban yang lain akan lebih meremehkan dan menyia-nyiakan. Sebab, shalat menjadi tiang dan penopang dien seseorang.
Banyak ayat dan hadits memerintahkan untuk berteman dengan orang-orang baik dan shalih. Karena teman seperti itu akan membantu dan mendorong kita berbuat baik. Berbeda dengan teman buruk, akibat buruk paling rendah mereka akan membuat waktu kita habis sia-sia tanpa berguna. Bahayanya terbesarnya, berteman dengan mereka bisa merusak iman dan agama kita, sehingga akan bersama mereka di akhirat kelak. Karena itu Al-Qur’an dan Sunnah sangat-sangat melarang berteman dengan mereka.
Salah satu perhatian Al-Qur’an dalam kehidupan keluarga adalah arahan dalam mendidik anak. Salah satunya, Al-Qur’an (QS. Luqman: 17) mengarahkan orang tua agar menyiapkan anaknya menjadi mujahid, pengemban dakwah untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Karenanya orang tua harus membekali anak dengan ilmu cukup, ruh dakwah yang tinggi, dan kekuatan fisik.
Al-Qur’an mengarahkan orang tua agar membekali anak dengan akhlak mulia. Bertutur kata yang baik dan sopan ke orang tua. Bersikap yang baik kepada sesama muslim dan tidak sombong.
Tidak cukup usaha keras semata dalam menyempurnakan tujuan ini, orang tua harus menyempurnakannya dengan doa. Simak penjelasan rincinya dari tiga narasumber di acara seminar “Aplikasi Nilai-Nilai Al-Qur’an Dalam Pendidikan Keluarga” Islamic Book Fair 2015, Jakarta (SABTU, 28/02/2015) hanya di madanitv.net.
Salah satu perhatian Al-Qur’an dalam kehidupan rumah tangga adalah arahan dalam mendidik anak. Salah satunya, Al-Qur’an (QS. Luqman: 17) mengarahkan orang tua agar menyiapkan anaknya menjadi mujahid, pengemban dakwah untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Karenanya orang tua harus membekali anak dengan ilmu cukup, ruh dakwah yang tinggi, dan kekuatan fisik.
Salah satu perhatian Al-Qur’an dalam kehidupan rumah tangga adalah arahan dalam mendidik anak. Salah satunya, Al-Qur’an (QS. Luqman: 17) mengarahkan orang tua agar menyiapkan anaknya menjadi mujahid, pengemban dakwah untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Karenanya orang tua harus membekali anak dengan ilmu cukup, ruh dakwah yang tinggi, dan kekuatan fisik.
Niat baik yang tulus menjadi pintu gerbang kebaikan. Menjadi modal utama seseorang menegakkan ketaatan. Tempatnya ada di hati. Bentuknya, kuatnya tekad untuk mengerjakan aktifitas yang hasanah (baik).
Allah mengistimewakan niat baik ini dengan tetap memberikan pahala atas amal shalih yang ingin dijalankan seseorang, walaupun ia tak sampai mengerjakannya karena adanya sebab yang menghalanginya. Namun dengan keberadaan niat baik yang tulus itu, tekad, dan usaha untuk merealisasikan amal tersebut, maka Allah memberikan pahala untuknya.
Ma’had Tahfidz Al-Qur’an dan Bahasa Arab Bina Madani Putra menyelenggarakan seleksi penerimaan Santri Baru, tahun Ajaran 2015-2016, pada Jum’at (6 Februari 2015) sampai Rabu (11 Februari 2015).
Sebanyak 120 calon santri mengikuti proses seleksi di asrama Ma’had yang berada di Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Komentar Terakhir